Jepang Geger Pemeriksaan Kesehatan Siswa Harus Telanjang

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemeriksaan kesehatan di sekolah Jepang telah membuat murid-murid, baik perempuan dan laki-laki, tidak nyaman hingga trauma. Pasalnya mereka diwajibkan bertelanjang saat diperiksa.

“Dada saya benar-benar terbuka dan saya merasa malu,” tulis seorang gadis Jepang setelah menjalani pemeriksaan kesehatan tahunan di sekolah menengahnya, seperti dilaporkan The Guardian, Jumat (6/9/2024).

“Sebelum ujian, guru kami memberi tahu kami bahwa kami harus mengangkat atasan dan bra kami… Saya tidak ingin melakukannya tetapi saya tidak bisa menolak,” tambah yang lain.

Kesaksian dari dua anak berusia 13 tahun merupakan gambaran umum ketidaknyamanan, dan dalam beberapa kasus trauma, yang dirasakan oleh murid sekolahan untuk menanggalkan pakaian hingga pinggang selama pemeriksaan kesehatan. Rata-rata mereka berusia 5-18 tahun.

Hal ini telah memicu kemarahan di kalangan orang tua dan aktivis. Mereka telah meminta otoritas pendidikan dan kesehatan untuk mengakhiri praktik pemeriksaan kesehatan dengan telanjang sebelum tahun ajaran baru dimulai pada bulan April.

Noriko Tabuchi, seorang anggota dewan kota di Matsuyama, pertama kali mengetahui pemeriksaan kesehatan sekolah tanpa atasan melalui salah satu siswa kelas percakapan bahasa Inggrisnya. Sejak itu, ia bertemu dengan murid-murid perempuan lain, semuanya berusia 12 dan 13 tahun, yang diminta untuk menanggalkan pakaian hingga pinggang oleh dokter yang berkunjung.

“Dia berusia 13 tahun dan belum bisa memberi tahu orang tuanya, tetapi saya bisa melihat dia gelisah dan bertanya apa yang salah,” kata Tabuchi.

Saat ini tidak ada kebijakan yang seragam tentang apakah anak-anak harus menanggalkan pakaian atau tetap berpakaian selama pemeriksaan. Kebijakan diputuskan oleh dewan pendidikan setempat bersama dengan tenaga kesehatan yang berkunjung.

Beberapa sekolah mengharuskan anak-anak untuk menutupi tubuh mereka, sementara yang lain bersikeras agar mereka melepas kaus dan bra. Bahkan salah satu sekolah menengah atas di kota-kota Jepang bagian barat, yang siswanya tertua berusia 18 tahun, mengharuskan siswa bertelanjang dada selama pemeriksaan.

Survei menunjukkan bahwa sebagian besar guru ingin persyaratan itu diakhiri. Sementara satu jajak pendapat terhadap anak-anak sekolah menengah pertama, berusia 12-16 tahun, menemukan bahwa 95,5% responden tidak senang melepas pakaian mereka.

“Pemeriksaan kesehatan dapat berdampak serius bagi anak-anak,” kata Akiyo Tanaka, seorang anggota dewan kota di Nishinomiya.

“Beberapa dari mereka terus mengalami trauma hingga dewasa,” tambahnya.

Di sisi lain, dokter mengatakan pemeriksaan topless diperlukan untuk memeriksa tanda-tanda dermatitis atopik, kelainan jantung, dan kondisi lainnya.

“Banyak dokter, terutama yang senior, konservatif dan mereka tidak suka mengubah cara mereka,” kata Kentaro Iwata, seorang profesor penyakit menular di rumah sakit universitas Kobe.

Ketika ditanya apakah ada dasar medis untuk bersikeras agar anak-anak melepas pakaian mereka untuk menjalani pemeriksaan yang “layak”, Iwata menjelaskan tak ada.

“Sejauh yang saya tahu, tidak ada. Mungkin sedikit meningkatkan kualitas suara detak jantung, tetapi saya tidak berpikir ini berkontribusi untuk meningkatkan kesehatan anak-anak,” katanya.

Keluhan tentang pemeriksaan kesehatan datang dari orang tua anak-anak yang bersekolah di seluruh negeri, termasuk Yokohama, tempat pihak berwenang mengatakan sedikitnya 16 sekolah dasar mengharuskan murid untuk melepas atasan dan bra mereka.

(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:




Next Article


Video: Naik Lagi! Neraca Dagang Jepang Defisit JPY 462,5 Miliar
 

Updated: September 6, 2024 — 8:34 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *