Usai Ambruk, Kini Wall Street Kembali Berpesta

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat di awal perdagangan hari ini, setelah kejatuhan pada perdagangan sebelumnya. Naiknya tiga indeks utama Wall Street setelah data lowongan kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan, yang mendorong The Federal Reverse (The Fed) harus segera melakukan pemangkasan suku bunga untuk mendorong kembali perekonomian negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Pada awal perdagangan Rabu (4/9/2024), Dow Jones bergerak menguat 0,53% di level 41.153,21 begitu juga dengan S&P 500 dibuka lebih tinggi 0,42% di level 5.551,93, diikuti dengan Nasdaq yang bergerak naik 0,51% di level 17.224,34.

Penguatan tiga indeks utama Wall Steet setelah munculnya kembali optimisme para pelaku pasar mengenai percepatan pemangkasan suku bunga AS pada bulan ini.

Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan lowongan kerja pada bulan Juli mencapai 7,673 juta, lebih rendah dari 8,1 juta yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Turunnya jumlah lowongan kerja AS memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS. Hal ini pun mendorong The Fed untuk segera melakukan kebijakan terbaiknya dalam memangkas suku bunga agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi AS dengan menuju era suku bunga rendah.

Kemudian, terdapat data penting lainnya, data penggajian nonpertanian periode Agustus yang akan dirilis pada hari Jumat, dapat memengaruhi taruhan besarnya pada penurunan suku bunga yang akan dilakukan oleh The Fed pada September.

Menurut FedWatch, saat ini pasar memperkirakan peluang 53% untuk penurunan 25 basis poin, turun dari lebih dari 61% pada awal hari, sementara peluang penurunan 50 bps berada pada 47%.

Namun, kenaikan Wall Street masih terbatas karena dihantui oleh beberapa sentimen buruk. Sentimen risk-off diperburuk oleh data yang telah rilis pada hari Selasa yang menunjukkan aktivitas manufaktur menyusut, hampir sebulan setelah tanda-tanda melemahnya permintaan tenaga kerja memicu kemerosotan pasar global.

Berdasarkan laporan ISM Manufaktur, PMI Manufaktur AS tercatat di level kontraksi 47,2% pada periode Agustus 2024, naik 0,4 poin persentase dari 46,8% yang tercatat pada periode Juli. Namun, hal itu menandakan aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi pada periode Agustus untuk bulan kelima berturut-turut dan ke-21 kalinya dalam 22 bulan terakhir.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)

Saksikan video di bawah ini:




Next Article


Pasar Optimis The Fed Pangkas Suku Bunga, Wall Street Kompak Menghijau
 

Updated: September 4, 2024 — 9:37 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *